This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, May 26, 2017

Inilah 10 Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti – nanti. bagi orang – orang mukmin, kepergian bulan Ramadhan jauh lebih disesalkan daripada kepulangan seorang tamu mulia yang berlalu pergi. Tak heran bilamana para salaf dahulu berdoa jauh – jauh hari sebelum Ramadhan datang :
" Yaa Allah, pertemukanlah aku dengan Ramadhan, dan pertemukanlah Ramadhan denganku, dan jadikan amal ibadahku pada bulan mulia itu diterima disisi Mu "
sekilas kita bertanya – tanya, " apa sih keutamaan bulan Ramadhan dibandingkan bulan – bulan yang lain ? " dalam postingan kali ini, akan kami sebutkan sedikitnya sepuluh keutamaan bulanRamadhan, meskipun sebenarnya banyak sekali keutamaan bulan yang mulia ini yang telah disebutkan oleh para ulama. Yang kami harapkan bisa bermanfaat bagi kita semua.


1 – Al Qur’an Diturunkan Pada Bulan Ramadhan

Allah ta’ala berfirman :
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan  (permulaan ) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda  ( antara yang hak dan yang bathil ) “ ( Al Baqarah : 185 )
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata ( Allah ta’ala memuji bulan bulan Puasa diantara bulan – bulan lainnya, dengan memilih bulan tersebut ( sebagai waktu ) diturunkannya Al Qur’an ) lihat Tafsir Ibnu Katsir 1 / 282

“ karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan  ( lalu ia berbuka ), Maka ( wajiblah baginya berpuasa ), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur “ ( Al Baqarah : 185 )

Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah berkata ( dalam ayat yang mulia ini Allah menyebutkan 2 keutamaan bulan Ramadhan: ……………. Yang kedua adalah dengan diwajibkannya puasaRamadhan atas umat ini, sebagaimana firman Allah “ karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, “ ) lihat ithaaful Iman bi Duruus Syahri Ramadhan hal. 15

3 – Pintu Langit Dibuka Sedangkan Pintu – Pintu Neraka Ditutup

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء و غلقت أبواب جهنم و سلسلت الشياطين

“ apabila telah datang bulan Ramadhan, pintu – pintu langit dibuka, sedangkan pintu – pintu neraka akan ditutup, dan setan dibelenggu  “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

4 – Diampuninya Dosa – Dosa Di Bulan Itu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

من صام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه

“ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Dalam hadits lain beliau bersabda :
رغم أنف رجل دخل عليه رمضان ثم انسلخ قبل أن يغفر له

“ celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian melaluinya sedangkan dosanya belum diampuni “ ( diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad )

5 – Dilipat Gandakan Pahala Pada Bulan Ramadhan

Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda :

عمرة في رمضان تعدل حجة 

“  pahala umrah pada bulan Ramadhan menyamai pahala ibadah haji “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ), Dalam riwayat Muslim disebutkan “……..menyamai pahala ibadah haji bersamaku “

Ibnu Rajab rahimahullah berkata ( Abu Bakr bin Abi Maryam menyebutkan bahwa banyak guru – gurunya yang berkata : apabila telah dating bulan Ramadhan maka perbanyaklah berinfaq, karena infaq pada bulan Ramadhan dilipat gandakan bagaikan infaq fi sabilillah, dan tasbih pada bulan Ramadhan lebih utama daripada tasbih di bulan yang lain )

6 – Lailatul Qadr Ada Di Bulan Ramadhan

Lailatul Qadr ( malam kemuliaan ) adalah suatu malam yang ada pada 10 hari terakhir di bulanRamadhan, yang mana malam tersebut memiliki banyak sekali barakah dan kemuliaan, bahkan satu malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaanDan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulanPada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar “ ( Al Qadr : 1-5 )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إن هذا الشهر قد حضركم و فيه ليلة خير من ألف شهر من حرمها فقد حرم الخير كله

“ sesungguhnya bulan (Ramadhan) telah dating kepada kalian, di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa yang tidak mendapatinya maka ia telah kehilangan banyak sekali kebaikan “ ( diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al Mundziry )

7 – Disyareatkannya I’tikaf Di Bulan Ramadhan

“ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa “ ( Al Baqarah : 187 )

Anas radhiallahu anhu berkata :

“ adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, sampai beliau wafat, kemudian istri – istri beliau pun beri’tikaf setelahnya “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

8 – Puasa Ramadhan Salah Satu Sebab Masuk Surga

Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ada dua orang dari bani Qudha’ah yang masuk islam, kemudian salah seorang dari mereka mati syahid, sementara yang satunya wafat setahun kemudian, salah seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah radhiallahu anhu berkata : aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang wafat setahun kemudian tersebut masuk surga sebelum orang yang mati syahid, akupun terheran – heran, maka tatkala pagi hari aku memberitahu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliaupun bersabda :
 أليس قد صام بعده رمضان و صلى ستة آلاف أو كذا و كذا رعكة صلاة سنة

“ bukankah setelah itu ( dalam waktu setahun ) ia berpuasa Ramadhan, shalat enam ribu rakaat atau shalat sunnah beberapa rakaat ? “ ( diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Albani )

9 – Bulan Ramadhan Bulan Ibadah Dan Amal Kebaikan

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda :
من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“ barangsiapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apabila telah memasuki sepuluh hari terakhir bulanRamadhan, beliau mengencangkan sarung beliau, menghidupkan malam Ramadhan, dan membangunkan keluarganya.

Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi apabila datang bulan Ramadhan.

10 – Bulan Ramadhan Adalah Bulan Penuh Berkah, Rahmat, Dan Mustajabnya Doa

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أتاكم رمضان شهر مبارك

“ telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ….. “ ( diriwayatkan oleh An Nasai dan dishahihkan oleh Albani )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب الرحمة و غلقت أبواب جهنم و سلسلت الشياطين

“ apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu – pintu rahmat, sedangkan pintu – pintu neraka jahannam ditutup, dan setanpun dibelenggu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إن لكل مسلم في كل يوم و ليلة  – يعني في رمضان – دعوة مستجابة

“ sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari – pada bulan Ramadhan – memiliki doa yang mustajab “ ( diriwayatkan oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Albani )

Demikian sedikit keutamaan Ramadhan yang bisa kami sajikan. Semoga Allah memudahkan menerima amal ibadah kita di mulia ini. Aamiin

Thursday, May 11, 2017

PRISMADA GELAR NGAMPAR BUKU

Di zaman yang serba canggih ketika teknologi semakin maju, masyarakatpun mengikuti perkembangan zaman, ditengah beredarnya Gadget dan serba-serbi alat komunikasi yang menyediakan berbagai macam aplikasi dari mulai permainan, hiburan bahkan beranekaragam buku-buku yang siap untuk dibaca dimanapun kita berada, buku-buku cetak seakan tergeser oleh hiruk pikuknya perkembangan zaman masa kini, Oleh ngampar buku memiliki tekad dan niat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda dengan cara meminjamkan Buku gratis.

MEDIAHARAPAN.COM – Hasil penelitian internasional, Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca siswa juga menyebutkan bahwa kemampuan membaca siswa di Indonesia menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei. Hasil itu lebih rendah dari Vietnam yang menduduki urutan ke-12 dari total negara yang disurvei. Dan peringkat minat baca Indonesia dalam data World’s Most Literate Nations berada di urutan 60 dari 61 negara. Peringkat tersebut merupakan hasil penelitian dari Central Connecticut State University tahun 2016.
Mengingat survei minat baca yang rendah maka kita harus berbenah diri melihat kondisi seperti ini maka harus dibangun tradiai budaya membaca guna mewujudkan bangsa yang berkarakter kenapa demikian kalau kita melihat kebelakang sebenarnya bangsa kita ini melahirkan orang-orang pintar salah satu presiden BJ. Habibie yang IQ luar biasa lulusan Jerman. Dan sejarah juga mencatat banyak buku dan tulisan dahsyat dari para tokoh tokoh bangsa tempo dulu yang bukunya selalu saya baca seperti bung Karno, bung Hatta dan Tan Malaka serta masih banyak yang lainnya melalui membaca dan menulis itu yang kemudian bisa mengubah nasib bangsa ini. Kita ambil contoh seperti buku “Di Bawah Bendera Revolusi” karangan Soekarno dan Madilog karangan Tan Malaka. Buku-buku ini berisi semua pemikiran brilian sang proklamator dan pahlawan terlupakan (Tan Malaka), terutama pada masa pra-kemerdekaan. Kalau kita lihat sejarah betapa banyak sebenarnya buku yang dilahirkan oleh para tokoh bangsa, dari lahirnya sebuah buku tentu sebelumnya mereka sangat gemar membaca sebuah pemikiran orang lain bahkan dunia. Sangat rugilah bagi kita tidak membudayakan tradisi membaca.
Karena dalam Surat Iqro’ atau surat Al ‘Alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perintah “Iqra! Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.” Iqra, dari kata dasar qara’aataumenghimpun.Inilah wahyu pertama sekaligus kunci dari kehidupan dan peradaban. Membaca bukan sekedar literasi aksara. Membaca adalah menelaah, mendalami, meneliti, dan menyampaikan. Dengan membaca, sebagai perwujudan pelaksanaan perintah Allah swt, kaum muslimin dapat meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga dengannya Allah swt akan meninggikannya beberapa derajat. Allah swt juga telah memerintahkan manusia untuk memperhatikan ciptaan Allah swt dan mempelajarinya hingga bermanfaat bagi kehidupan di dunia.
Namun dewasa ini, bangsa Indonesia banyak sekali para pelajar dan mahasiswa yang apatis dengan kegiatan membaca buku, artikel koran. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti sudah adanya smartphone yang membuat orang-orang sering mengabadikan foto dirinya dan diupload di media sosial. Budaya Membaca semakin terkikis dengan kecanggihan teknologi saat ini, hal ini juga disebabkan menggunakan kecanggihan teknologi tidak sesuai dengan keinginan kita untuk berpikir positif dengan memanfaatkan teknologi untuk sumber referensi bacaan bukan untuk memenuhi hasrat hiburan saja.
Sangat rugi jika kita kehilangan budaya membaca karena dapat kita asumsikan seseorang yang malas membaca akan minim informasi di gudang memorinya. Sehingga ia akan kesulitan untuk mengembangkan ide-idenya, gagasan, bahan pembicaraan atau pun sekedar bercerita dengan teman. Sudah saatnya kita sadar akan pentingnya membaca untuk bisa membuat kita semakin berpikir kritis menumbuhkan kesadaran efektif. Karena,  Budaya membaca merupakan budaya yang berharga dalam pendidikan menuju sistem pendidikan berkarakter di negara ini.
Minat baca pelajar dan mahasiswa kita masih sangat rendah dibandingkan negara-negara lainnya seperti Jepang negeri matahari dunia banyak orang pintar lahir dari Jepang budaya membacanya sangat disiplin. Gemar membaca menjadi salah satu poin yang ada dalam pendidikan karakter yang sedang kita terapkan. Merespon budaya baca yang rendah, langkah pemerintah sudah benar dengan menerapkan  kurikulum 2013 mencoba untuk menekankan pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis karena hal ini berguna bagi kehidupan bangsa dan negara. Namun, dengan kurikulum itu masih tidak cukup untuk membuat atau mengubah kebiasaan pelajar kita yang masih sangat rendah minat bacanya yang kemudian berdampak pula pada tingkat intelektual yang rendah pada masyarakat indonesia serta ketertinggalannya Indonesia dengan negara-negara lain. Maka diperlukan kesadaran dari dini dari semua pihak untuk mendorong pemerintah untuk mengatasi budaya membaca yang rendah ini dengan berbagai program yang efektif untuk mewujudkan budaya membaca guna mewujudkan bangsa yang berkarakter.
Dengan mendorong budaya membaca mewujudkan pendidikan berkarakter dapat kita lihat dalam perspektif sosial, pendidikan akan melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses perubahan sosial di dalam mobilitas masyarakat. Pendidikan menjadi faktor penting dalam mendorong percepatan mobilitas masyarakat, yang mengarah pada pembentukan formasi sosial baru. Formasi sosial baru ini terdiri atas lapisan masyarakat kelas menengah terdidik, yang menjadi elemen penting dalam meperkuat daya rekat sosial untuk menjadikan bangsa ini menjadi berkarakter dan bangkit dari generasi emas dari tunas tunas muda yang gemar membaca, menulis, berdiskusi.
Bangsa yang membaca adalah bangsa yang terstruktur cara berpikirnya, karena membaca buku fiksi maupun nonfiksi sama-sama menstimulasi kerja otak. Karena strategi dalam pendidikan karakter pada satuan pendidikan dapat dilakukan melalui keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif, interasi dan internalisasi. Karakter yang kuat dalam pendidikan sains  religius, jujur, mandiri, disiplin, kreatif, tanggungjawab, kerjakeras, keteladanan.
Bangsa yang menumbuhkan budaya membaca adalah bangsa yang tenang dan kreatif selalu berpikir kritis.  Karena membaca membutuhkan ruang tenang untuk mengembangkan apa yang dibaca  baik itu di perpustakaan, maupun di taman serta di caffe. Karena pada konteks mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks suatu satuan pendidikan atau sekolah secara holistik. Dimana sekolah sebagai leading sector, berupaya memanfaatkan dan memberdayakan begitu pula dengan bangsa yang membaca adalah bangsa yang memiliki kepekaan dan kesadaran. Kesadaran terhadap dirinya, kekuatan dan kelemahannya dan kepekaan terhadap sekelilingnya. Karena hal ini mengacu berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.  Melalui sistem pendidikan Nasional ini marilah kita terapkan budaya membaca guna mewujudkan bangsa berpendidikan yang memiliki karakter untuk meniti karier menjadi generasi emas bangsa ini.(sumber/mediaharapan.com)

PRISMADA GELAR NGAMPAR BUKU

Di zaman yang serba canggih ketika teknologi semakin maju, masyarakatpun mengikuti perkembangan zaman, ditengah beredarnya Gadget dan serba-serbi alat komunikasi yang menyediakan berbagai macam aplikasi dari mulai permainan, hiburan bahkan beranekaragam buku-buku yang siap untuk dibaca dimanapun kita berada, buku-buku cetak seakan tergeser oleh hiruk pikuknya perkembangan zaman masa kini, Oleh ngampar buku memiliki tekad dan niat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda dengan cara meminjamkan Buku gratis.


MEDIAHARAPAN.COM – Hasil penelitian internasional, Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca siswa juga menyebutkan bahwa kemampuan membaca siswa di Indonesia menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei. Hasil itu lebih rendah dari Vietnam yang menduduki urutan ke-12 dari total negara yang disurvei. Dan peringkat minat baca Indonesia dalam data World’s Most Literate Nations berada di urutan 60 dari 61 negara. Peringkat tersebut merupakan hasil penelitian dari Central Connecticut State University tahun 2016.
Mengingat survei minat baca yang rendah maka kita harus berbenah diri melihat kondisi seperti ini maka harus dibangun tradiai budaya membaca guna mewujudkan bangsa yang berkarakter kenapa demikian kalau kita melihat kebelakang sebenarnya bangsa kita ini melahirkan orang-orang pintar salah satu presiden BJ. Habibie yang IQ luar biasa lulusan Jerman. Dan sejarah juga mencatat banyak buku dan tulisan dahsyat dari para tokoh tokoh bangsa tempo dulu yang bukunya selalu saya baca seperti bung Karno, bung Hatta dan Tan Malaka serta masih banyak yang lainnya melalui membaca dan menulis itu yang kemudian bisa mengubah nasib bangsa ini. Kita ambil contoh seperti buku “Di Bawah Bendera Revolusi” karangan Soekarno dan Madilog karangan Tan Malaka. Buku-buku ini berisi semua pemikiran brilian sang proklamator dan pahlawan terlupakan (Tan Malaka), terutama pada masa pra-kemerdekaan. Kalau kita lihat sejarah betapa banyak sebenarnya buku yang dilahirkan oleh para tokoh bangsa, dari lahirnya sebuah buku tentu sebelumnya mereka sangat gemar membaca sebuah pemikiran orang lain bahkan dunia. Sangat rugilah bagi kita tidak membudayakan tradisi membaca.
Karena dalam Surat Iqro’ atau surat Al ‘Alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perintah “Iqra! Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.” Iqra, dari kata dasar qara’aataumenghimpun.Inilah wahyu pertama sekaligus kunci dari kehidupan dan peradaban. Membaca bukan sekedar literasi aksara. Membaca adalah menelaah, mendalami, meneliti, dan menyampaikan. Dengan membaca, sebagai perwujudan pelaksanaan perintah Allah swt, kaum muslimin dapat meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga dengannya Allah swt akan meninggikannya beberapa derajat. Allah swt juga telah memerintahkan manusia untuk memperhatikan ciptaan Allah swt dan mempelajarinya hingga bermanfaat bagi kehidupan di dunia.
Namun dewasa ini, bangsa Indonesia banyak sekali para pelajar dan mahasiswa yang apatis dengan kegiatan membaca buku, artikel koran. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti sudah adanya smartphone yang membuat orang-orang sering mengabadikan foto dirinya dan diupload di media sosial. Budaya Membaca semakin terkikis dengan kecanggihan teknologi saat ini, hal ini juga disebabkan menggunakan kecanggihan teknologi tidak sesuai dengan keinginan kita untuk berpikir positif dengan memanfaatkan teknologi untuk sumber referensi bacaan bukan untuk memenuhi hasrat hiburan saja.
Sangat rugi jika kita kehilangan budaya membaca karena dapat kita asumsikan seseorang yang malas membaca akan minim informasi di gudang memorinya. Sehingga ia akan kesulitan untuk mengembangkan ide-idenya, gagasan, bahan pembicaraan atau pun sekedar bercerita dengan teman. Sudah saatnya kita sadar akan pentingnya membaca untuk bisa membuat kita semakin berpikir kritis menumbuhkan kesadaran efektif. Karena,  Budaya membaca merupakan budaya yang berharga dalam pendidikan menuju sistem pendidikan berkarakter di negara ini.
Minat baca pelajar dan mahasiswa kita masih sangat rendah dibandingkan negara-negara lainnya seperti Jepang negeri matahari dunia banyak orang pintar lahir dari Jepang budaya membacanya sangat disiplin. Gemar membaca menjadi salah satu poin yang ada dalam pendidikan karakter yang sedang kita terapkan. Merespon budaya baca yang rendah, langkah pemerintah sudah benar dengan menerapkan  kurikulum 2013 mencoba untuk menekankan pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis karena hal ini berguna bagi kehidupan bangsa dan negara. Namun, dengan kurikulum itu masih tidak cukup untuk membuat atau mengubah kebiasaan pelajar kita yang masih sangat rendah minat bacanya yang kemudian berdampak pula pada tingkat intelektual yang rendah pada masyarakat indonesia serta ketertinggalannya Indonesia dengan negara-negara lain. Maka diperlukan kesadaran dari dini dari semua pihak untuk mendorong pemerintah untuk mengatasi budaya membaca yang rendah ini dengan berbagai program yang efektif untuk mewujudkan budaya membaca guna mewujudkan bangsa yang berkarakter.
Dengan mendorong budaya membaca mewujudkan pendidikan berkarakter dapat kita lihat dalam perspektif sosial, pendidikan akan melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses perubahan sosial di dalam mobilitas masyarakat. Pendidikan menjadi faktor penting dalam mendorong percepatan mobilitas masyarakat, yang mengarah pada pembentukan formasi sosial baru. Formasi sosial baru ini terdiri atas lapisan masyarakat kelas menengah terdidik, yang menjadi elemen penting dalam meperkuat daya rekat sosial untuk menjadikan bangsa ini menjadi berkarakter dan bangkit dari generasi emas dari tunas tunas muda yang gemar membaca, menulis, berdiskusi.
Bangsa yang membaca adalah bangsa yang terstruktur cara berpikirnya, karena membaca buku fiksi maupun nonfiksi sama-sama menstimulasi kerja otak. Karena strategi dalam pendidikan karakter pada satuan pendidikan dapat dilakukan melalui keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif, interasi dan internalisasi. Karakter yang kuat dalam pendidikan sains  religius, jujur, mandiri, disiplin, kreatif, tanggungjawab, kerjakeras, keteladanan.
Bangsa yang menumbuhkan budaya membaca adalah bangsa yang tenang dan kreatif selalu berpikir kritis.  Karena membaca membutuhkan ruang tenang untuk mengembangkan apa yang dibaca  baik itu di perpustakaan, maupun di taman serta di caffe. Karena pada konteks mikro pengembangan karakter berlangsung dalam konteks suatu satuan pendidikan atau sekolah secara holistik. Dimana sekolah sebagai leading sector, berupaya memanfaatkan dan memberdayakan begitu pula dengan bangsa yang membaca adalah bangsa yang memiliki kepekaan dan kesadaran. Kesadaran terhadap dirinya, kekuatan dan kelemahannya dan kepekaan terhadap sekelilingnya. Karena hal ini mengacu berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.  Melalui sistem pendidikan Nasional ini marilah kita terapkan budaya membaca guna mewujudkan bangsa berpendidikan yang memiliki karakter untuk meniti karier menjadi generasi emas bangsa ini.(sumber/mediaharapan.com)

RAHASIA KEUTAMAAN NISFU SYA'BAN


Nisfu Sya'ban artinya adalah pertengahan bulan Sya'ban, jika bulan Sya'ban berusia 30 hari maka tengah-tengahnya adalah tanggal 15 jika 29 hari maka tengah-tengahnya adalah tanggal 14,5 bukan. Banyak peristiwa yang tercatat mengenai tanggal 15 Sya'ban, semua memiliki arti dan riwayat yang memukau. Penting jika diyakini penting dan menjadi tidak istimewa untuk memperingati satu hal karena banyaknya kejadian dan kelahiran di tanggal 15 Sya'ban. Tentu hal ini juga tergantung dengan referensi dari apa yang dibaca, di dengar dan mungkin pengalaman pribadi. 

Ada 2 peristiwa dalam Nisfu Sya'ban (15 Sya'ban) yaitu malam doa Lailatul al-baraat dan kelahiran Al-Mahdi. Terserah mau pilih yang mana namun seorang Aulia bernama Syekh Abdul Khadir Al-Jailani melakukan ritual Shalatul Khoir dan juga riwayat dari Sayidina Hassan AS yaitu dengan mengatakan
“Barangsiapa yang melaksanakan sholat Nisfu Syaban pada malam ini Allah akan memandang padanya dengan 70 pandangan dan Allah memberikan padanya setiap pandangan 70 kebutuhan, yang paling dekat adalah maghrifoh Allah SWT”
Ibadah sholat Nisfu Sya'ban yang juga dikenal dengan nama Sholat Khoir oleh sebagian golongan Muslim yang sejak dulu sudah terfragmentasi adalah dengan dengan melakukan sholat sunnah 100 rakaat yang dilakukan dengan sholat sunnah 2 rakaat dikalikan 50 dengan membaca surat utama Al-Ikhlas sebanyak 10 kali di setiap rakaatnya.

Ibadah sunnah semacam ini tentunya tidak ada batasannya sepanjang untuk kebaikan dan individu yang menjalankannya kuat. Istimewa mungkin di tanah Jawa yang memiliki keunikan tersendiri, terlepas apakah anda melihatnya ini sebagai sisa budaya pagan atau kejawen namun hal ini dilakukan turun temurun sepanjang masa dan sudah lama sekali.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa beliau bercerita:

“Rasulullah pernah berpuasa sehingga kami katakan beliau tidak berbuka dan beliau berbuka sehingga kami katakan beliau tidak berpuasa dan aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau berpuasa dalam suatu bulan yang lebih banyak dibanding pada bulan Sya’ban.”
“Wahai Rasulullah, mengapa engkau berpuasa pada bulan Sya’ban?” beliau menjawab, “Wahai Aisyah, Sya’ban adalah bulan ketika malaikat maut menandai nama orang yang dicabut nyawanya pada waktu yang tersisa ditahun itu dan aku ingin namaku ditandai saat aku dalam keadaan puasa.”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa beliau bercerita:

“Nabi pernah ditanya tentang keutamaan puasa, maka beliau menjawab, “Puasa Sya’ban sebagai pengagungan bagi bulan Ramadhan.”
“Keutamaan bulan Rajab atas semua bulan adalah keutamaan Al-Qur’an atas semua ucapan dan keutamaan bulan Sya’ban atas semua bulan seperti keutamaanku atas semua Nabi dan keutamaan bulan Ramadhan atas semua bulan adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh makhlukNya.”
Dinamai Sya’ban karena ia mengumpulkan bagi bulan Ramadhan kebaikan yang sangat banyak, dan dinamai Ramadhan, karena ia menghanguskan dosa-dosa.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda, “Sya’ban adalah bulanku, Rajab adalah bulan Allah, dan Ramadhan bulan umatku. Sya’ban adalah penghapus (dosa) sedangkan Ramadhan sebagai penyuci.”
Rasulullah saw juga bersabda, 
“Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan, banyak orang-orang yang melupakannya. Pada bulan itu amal perbuatan manusia diangkat menghadap Tuhan semesta alam dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa.”

Sya’ban adalah bulan yang didalamnya semua pintu kebaikan terbuka, berbagai berkah turun, berbagai kesalahan diabaikan dan berbagai kejahatan dihapuskan. Pada bulan itu juga diperbanyak shalawat kepada Nabi SAW, karena ia adalah bulan Nabi.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah saw, beliau bersabda:
“Jibril pernah mendatangiku pada malam pertengahan (nisfu) Sya’ban dan dia berkata kepadaku, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu ke langit.” Kemudian aku bertanya, “malam apakah ini?” Jibril menjawab, “Pada malam ini Allah membuka tiga ratus pintu rahmat, Dia memberi ampunan kepada siapa saja yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun, kecuali tukang sihir, dukun, pecandu khamar atu orang yang selalu mengulang-ulang berbuat riba dan zina. Mereka tidak diberi ampunan oleh-Nya hingga mereka bertobat.”
Setelah seperempat malam, 
Jibril turun dan berkata, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu.”
Maka beliau mengangkat kepalanya dan ternyata pintu-pintu syurga sudah terbuka dan diatas pintu pertama ada malaikat berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdzikir pada malam ini.” Pada pintu kedua ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang bersujud pada malam ini.” Pada pintu ketiga ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdoa pada malam ini.” Sedangkan pada pintu keempat ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang manangis karena takut kepada Allah pada malam ini.” Dan pada pintu keenam ada malaikat berseru, “Beruntunglah kaum Muslim pada malam ini.” Pada pintu ketujuh ada malaikat berseru, “Adakah orang yang meminta, pasti akan diberi.” Dan pada pintu kedelapan ada malaikat berseru, “Siapapun yang bertobat, niscaya dia akan diberi ampunan.”
Lalu aku bertanya, “Wahai Jibril, sampai kapan pintu-pintu ini akan terbuka?” Jibri menjawab, “Sampai terbit fajar dari sejak permulaan malam.” Kemudian Jibri berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada malam ini Allah akan membebaskan manusia dari neraka sebayak bulu biri-biri.”
Malam nisfu Sya’ban disebut malam bara’ah (pembebasan), karena pada malam itu ada dua pembebasan. Pertama, pembebasan orang-orang yang sengsara dari Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang; kedua, pembebasan para wali dari orang-orang yang hina dina.

Hikmah ditampakannya malam bara’ah dan malam Lailatul Qadar disembunyikan adalah karena malam Lailatul Qadar merupakan malam penuh rahmat, pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Malam itu disembunyikan Allah agar mereka tidak membicarakannya. Dan Allah memperlihatkan malam bara’ah, karena malam itu merupakan malam pemberian keputusan. Malam itu merupakan malam kemurkaan dan keridhaan, malam pengabulan dan penolakan, malam kebahagiaan dan kesengsaraan, malam kemuliaan dan kehinaan. Pada malam itu ada orang yang bahagia dan ada pula yang sengsara, ada yang dimuliakan ada pula yang dihinakan. Berapa banyak kain kafan yang dicuci sedang pemakainya masih terus sibuk di pasar. Berapa banyak kuburan yang sudah digali sedang pemiliknya masih terus tertawa padahal mereka sudah dekat dengan kebinasaan. Berapa banyak orang yang berharap syurga tetapi yang tampak padanya adalah petunjuk ke nereka. Berapa banyak orang yang mengharapkan pemberian tetapi memperoleh musibah. Dan berapa banyak orang yang mengharapkan kekuasaan, tetapi justru dia mendapatkan kebinasaan.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan laut dari sinar di bawah Arsy, kemudian menciptakan satu malaikat yang mempunyai dua sayap, satu sayapnya di timur dan sayapnya yang lain di barat, sedang kepalanya di bawah Arsy dan dua kakinya di bawah bumi yang ketujuh. Maka, apabila seorang hamba membaca shalawat untuk ku di bulan Sya’ban, maka Allah menyuruh malaikat itu agar menyelam di air hidup. Malaikat itupun menyelam, kemudian keluar dari dalam air serta mengkibaskan sayapnya sehingga berteteslah dari bulunya, tetesan yang banyak sekali. Maka Allah menciptakan dari tiap-tiap tetes air itu satu malaikat yang memohonkan ampunan baginya (orang yang membaca shalawat) sampai hari kiamat.”

Wallahu a’lam bish-shawabi

Tuesday, May 9, 2017

remaja masjid pasarean rapat persiyapan ramadhan

09/05/2017remaja masjid pasarean rapat persiyapan ramadhan di kp.cilengkong Rt02/05 ds.pamijahan kec.pamijahan bogor, bertempat di rumah hj.ipat di mulai jam 07:15 malam sambil masak masak dengan pembahasan susunan kepanitiyaan ramadhan,program program kegiyatan, dan wirawuasta usaha prismada, selesai pada 09:07 malam"saya harap prismada siap sehati dalam hidmat kepada umat dan jangan saling mengandalkan,jika ada yang salah harus saling membenarkan"ujar hj.ipat selesai rapat prismada.

“Beri aku sepuluh pemuda, maka aku merdekakan negeri ini dari para penjajah” kata Soekarno
Pemuda Sekarang, Pemimpin Hari Esok
Mendefinisikan pemuda (termasuk putra dan putri) bukanlah persoalan sederhana. Definisi klasik yang kita kenal selama ini hanya berkutat pada faktor demografis dimana pemuda dikatakan orang yang berusia antara 17 hingga 30 tahun. Mestinya definisi pemuda tidak terbatas pada aspek demografis namun yang lebih penting adalah pada aspek psikologis. Pemuda adalah siapa saja yang “berjiwa dan berfikiran muda”. Jadi kalau anda baru berusia 20 tahun namun pola fikirnya selalu pro status ‘qou’ maka status kepemudaannya perlu dipertanyakan.
Oleh PBB, khususnya dalam Sidang Kelompok Ahli PBB pada 28- 30 Maret 2006 di Bangkok, diidentifikasikan 5 tantangan pokok/permasalahan dalam pembangunan kepemudaan, yakni kelaparan dan kemiskinan, urbanisasi, pendidikan, informasi dan teknologi komunikasi. Dengan realitas masalah kepemudaan tersebut tentu saja membutuhkan perhatian yang cukup serius dari semua pihak khususnya pemerintah.
Selama ini, pemuda yang merupakan bagian utuh dalam kategori sosial, ekonomi, politik, dan makhluk berbudaya telah gagal dikelola para pemimpin negeri ini menjadi sebuah generasi bangsa yang prima dan memiliki kepastian masa depan. Berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada upaya pembinaan dan pemberdayaan pemuda melahirkan generasi yang terbelah, generasi koruptor, generasi narkoba, generasi free sex, generasi borjuasi baru, generasi konsumerisme, dan generasi yang malas. Disisi lain arus budaya asing akibat dari pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, sementara ’imunitas’ para pemuda dari serbuan budaya asing sangat lemah. Dengan demikian tingkat kemajuan, kesiapan dan daya saing generasi muda bangsa ini jauh tertinggal dengan generasi muda bangsa-bangsa lain.
Sehingga memerlukan langkah-langkah pemberdayaan baik yang menyangkut pengorganisasiannya maupun yang menyangkut produktivitasnya. Posisi pemuda yang paling ideal adalah selalu menjadi “avant garde” garda terdepan dari perubahan.
Kita bisa mengambil banyak contoh orang-orang terkenal pada level dunia yang daya juang dan daya fikirnya cukup menakjubkan. Seorang bernama Bill Gates menjadi milyader dunia dan kampiun di bidang komputer melalui jaringan Microsoftnya hanya dari sebuah garasi sederhana di pojok pelosok USA dan rela drop out dari Harvard University. Teladan lain diberikan Mantan PM Norway Jens Stoltenberg yang baru saja lengser (kini menjadi pemimpin parlemen), menduduki tahta perdana menteri pada usia 35 tahun. Merekalah orang-orang muda yang menjadi tokoh pada zamannya. Pada bangsa kita banyak sekali teladan dari pemimpin nasional, Soekarno mendirikan PNI pada tahun 1921 pada usia yang belum genap 20 tahun, dan Dr. Sam Ratulangi merebut gelar doktornya di Belanda sebagai doktor termuda.
“Pemuda Tiang Negara, Pemudi Harapan Bangsa”, istilah yang sudah sinonim dan menjadi klise di dalam masyarakat kita. Tidak dinafikan sepanjang babak sejarah pembangunan dan kebangkitan suatu bangsa biasa dimulai dengan semangat kepemudaan. Dalam sejarah bangsa, pemuda senantiasa mengambil peranan sebagai agen perubah. Pada era penjajahan, generasi muda dari pelbagai daerah di Nusantara telah menyemai bibit persatuan dan kesatuan dalam bingkai “Sumpah Pemuda” (1928 – Indonesia).
Pada tahun 1966 generasi muda-lah yang telah mempelopori peralihan kekuasaan dari Order Lama ke Order Baru. Mereka juga telah membentuk arus reformasi meluruskan perjalanan bangsa lewat “Gerakan Reformasi 1998”.
Fakta di atas menunjukkan bahwa peran pemuda menempati posisi yang strategis. Semua bangsa di berbagai belahan dunia mengakui semangat pemuda merupakan sumber daya bangsa yang mampu menciptakan hal-hal luar biasa termasuk faktor perubahan yang fundamental. yang harus dilakukan oleh bangsa demi kemajuan dan kejayaan pada masa depan ialah memberdayakan generasi muda.
Sahabat Nabi, Umar r.a. pernah mengungkapkan: “Barang siapa ingin menggenggam nasib suatu bangsa, maka genggamlah para pemudanya”. Siapa yang memiliki pemuda, maka ia akan menguasai masa depan hingga kata-kata “Pemuda Tiang Negara, Pemudi Harapan Bangsa” bukan hanya mitos dan retorik belaka. Sesungguhnya di tangan pemuda terletak nasib umat dan di dalam kepemimpinan mereka terletak survival ( keberlangsungan ) bangsa.
Bapak Proklamator Soekarno juga pernah mengatakan yang dibutuhkan negara ini adalah pemuda yang tangguh dan trengginas, dengan 10 pemuda saja maka akan digoncangkan dunia dan akan dipindahkannya gunung Mahameru. Secara metaforis, ungkapan ini rasanya mewakili betapa krusial dan starategisnya aspek generasi muda.
Sewajarnya agenda membina pemuda sebagai pilar pembangunan bangsa dalam mengatasi persoalan sosial dan moral menjadikan mereka bersikap mandiri dan berdaya guna serta memprioritaskan untuk mempersiapkan pemuda sebagai calon pemimpin bangsa di tingkatan lokal maupun nasional.
Beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemberdayaan pemuda dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang yaitu, bidang keagamaan dan sosial budaya, pemberdayaan ekonomi, serta kesejahteraan sosial.
Pertama, bidang keagamaan dan sosial budaya. Dalam hal ini memberikan pendidikan nilai-nilai moral dan etika , meningkatkan peran pemuda dalam kegiatan sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan di semua tingkatan dan melakukan pembinaan wawasan kebangsaan, meningkatkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan kepada para pemuda yang ada di sekolah dan kampus, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Hal ini penting agar para pemuda memiliki moralitas dan etika yang baik, memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan mempunyai wawasan kebangsaan yang mendalam, serta menjauhkan para pemuda dari pengaruh-pengaruh destruktif terutama penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat aditif lainnya.
Kedua, Dalam bidang pemberdayaan ekonomi, pemerintah memerlukan terobosan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi domestiknya. Dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kegiatan usaha masyarakat melalui penciptaan wirausahawan baru terutama wirausaha muda dengan membentuk Sentra Kewirausahaan Pemuda (SKP). Sentra ini berorientasi pada pemuda yang mempunyai misi untuk berkarya dan berkreasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir, menguasai iptek, memiliki keterampilan dan juga dapat meningkatkan produktivitas para pemuda. Dengan demikian melalui kegiatan SKP ini diharapkan dapat membentuk, meningkatkan, mengembangkan kuantitas, dan kualitas para wirausahawan muda. Kewirausahaan di sini hendaknya jangan dipahami hanya sekedar kemampuan membuka usaha sendiri. Namun lebih dari itu, kewirausahaan haruslah dimaknai sebagai momentum untuk mengubah mentalitas, pola pikir dan perubahan sosial budaya.
Ketiga, bidang kesejahteraan sosial, yaitu dimana para pemuda memiliki hak untuk mendapatkan berbagai fasilitas hidup meliputi ; pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Kelompok pemuda usia sekolah membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sedangkan kelompok lulusan pendidikan membutuhkan lapangan pekerjaan dan media untuk mengoptimalisasikan potensi yang dimiliki. Belum lagi dengan kebutuhan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan, jaminan sosial masa depan, serta mendapatkan kemudahan dalam mengakses fasilitas dan pelayanan publik lainnya.
Mengingat posisi pemuda yang sangat strategis sebagai sumber daya insani pembangunan dan calon-calon pemimpin masa depan. Maka, memberikan perhatian yang khusus kepada para pemuda adalah sebuah kemestian. Jika kita semua abai dan lalai terhadap persoalan kepemudaan yang kini kian memprihatinkan dari segala aspeknya. Fenomena Pengangguran, krisis mental, dekadensi moral, krisis eksistensi, budaya permisif dan pragmatisme, kemalasan serta minimnya aspek kepemimpinan dikalangan pemuda akan tetap menyelimuti bangsa ini.
Sudah tiba saatnya negara memberikan perhatian khusus kepada pemuda untuk menghadapi kerasnya peradaban di era mendatang. Bangsa yang melalaikan potensi kepemudaannya akan segera menerima kehancuran. Sehingga Cukup sejarah peradaban dunia menjadi saksi, betapa bangsa-bangsa besar akhirnya runtuh akibat rendahnya kualitas generasi muda mereka. Sudah menjadi aksioma sejarah, bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok ( masa depan )/
sumber,fb
Lembaga Dakwah Kampus Fikroh IAIDU Asahan - Kisaran

Wednesday, May 3, 2017

DAWAH ITU CINTA

Dakwah adalah cinta. Dia akan meminta semuanya dari dirimu, sampai pikiranmu, sampai perhatianmu, berjalan dan tidurmu. Bahkan ditengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi – lagi memang dakwah seperti itu. Meyedot saripati energimu sampai tulang mu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh renta mu. Tubuh yang luluh lantak diseret – seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. ( Ust. Rahmat Abdullah )

Saudara ku..
Mungkin  tidak berlebihan apa yang telah disampaikan ustadz Rahmat Abdullah diatas. Entah merasakan atau tidak. Memang kenyataan itulah yang sedang dan akan kita alami. Dakwah itu menuntut kita bekerja dan terus bekerja. Menyeru dan menyeru. Memenuhi perintah Allah dengan sekuat tenaga, sehingga kita mendapati alquran menuliskan begitu indah “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (Assajadah : 16).  Meminta waktu istirahat bahkan untuk memikirkan diri sendiri.
Lihatlah sirah para sahabat nabi. Kita akan mendapati kisah mujahid yang dimandikan oleh para malaikat karena bersegera menyambut panggilan jihad padahal masih dalam keadaan junub. Demikaianlah tabiat dakwah. Meminta yang utama dan terbaik, bukan sampingan atau sisa. Tiada waktu terkecuali memikirkan umat ini, sampai diujung kehidupannya Rasulullah berseru “ummati..ummati..ummati..”. begitulah dakwah mengajarkan kita tentang berkorban.
Hingga setiap tidur – tidur kita pun, tidak pernah akan nyaman hingga dakwah itu masuk dalam mimpi kita. Itulah dakwah yang nikmatnya tiada terkira, yang menjadi pilihan jalan hidup kita dan para generasi sebelum kita. "Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku. Aku dan orang-orang yang mengikutku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah s.w.t, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik". (Yusuf: 108).
(sumber//http://jejaksamudera.blogspot.co.id/2013/04/dakwah-itu-cinta.html)

Tuesday, May 2, 2017

ADAB-ADAB MASUK KAMAR MANDI

Siapa saja yang hendak menunaikan hajatnya, buang air besar atau air kecil, maka hendaklah ia mengikuti 10 adab berikut ini. Semoga bermanfaat.

Pertama: Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى.

Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.”[1]

Kedua: Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah.
Seperti memakai cincin yang bertuliskan nama Allah dan semacamnya. Hal ini terlarang karena kita diperintahkan untuk mengagungkan nama Allah dan ini sudah diketahui oleh setiap orang secara pasti. Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32)

Ada sebuah riwayat dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ وَضَعَ خَاتَمَهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki kamar mandi, beliau meletakkan cincinnya.”[2] Akan tetapi hadits ini adalah hadits munkar yang diingkari oleh banyak peneliti hadits. Namun memang cincin beliau betul bertuliskan “Muhammad Rasulullah”.[3]

Syaikh Abu Malik hafizhohullah mengatakan, “Jika cincin atau semacam itu dalam keadaan tertutup atau dimasukkan ke dalam saku atau tempat lainnya, maka boleh barang tersebut dimasukkan ke WC. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, “Jika ia mau, ia boleh memasukkan barang tersebut dalam genggaman tangannya.” Sedangkan jika ia takut barang tersebut hilang karena diletakkan di luar, maka boleh masuk ke dalam kamar mandi dengan barang tersebut dengan alasan kondisi darurat.”[4]

Ketiga: Membaca basmalah dan meminta perlindungan pada Allah (membawa ta’awudz) sebelum masuk tempat buang hajat.
Ini jika seseorang memasuki tempat buang hajat berupa bangunan. Sedangkan ketika berada di tanah lapang, maka ia mengucapkannya di saat melucuti pakaiannya.[5]

Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”.”[6]

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan[7]).”[8]
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Adab membaca doa semacam ini tidak dibedakan untuk di dalam maupun di luar bangunan.”[9]

Untuk do’a “Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits, boleh juga dibaca Allahumma inni a’udzu bika minal khubtsi wal khobaits (denga ba’ yang disukun). Bahkan cara baca khubtsi (dengan ba’ disukun) itu lebih banyak di kalangan para ulama hadits sebagaimana dikatakan oleh Al Qodhi Iyadh rahimahullah. Sedangkan mengenai maknanya, ada ulama yang mengatakan bahwa makna khubtsi (dengan ba’ disukun) adalah gangguan setan, sedangkan khobaits adalah maksiat.[10] Jadi, cara baca dengan khubtsi (dengan ba’ disukun) dan khobaits itu lebih luas maknanya dibanding dengan makna yang di awal tadi karena makna kedua berarti meminta perlindungan dari segala gangguan setan dan maksiat.

Keempat: Masuk ke tempat buang hajat terlebih dahulu dengan kaki kiri dan keluar dari tempat tersebut dengan kaki kanan.
Untuk dalam perkara yang baik-baik seperti memakai sandal dan menyisir, maka kita dituntunkan untuk mendahulukan yang kanan. Sebagaimana terdapat dalam hadits,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap  perkara (yang baik-baik).”[11]

Dari hadits ini, Syaikh Ali Basam mengatakan, “Mendahulukan yang kanan untuk perkara yang baik, ini ditunjukkan oleh dalil syar’i, dalil logika dan didukung oleh fitrah yang baik. Sedangkan untuk perkara yang jelek, maka digunakan yang kiri. Hal inilah yang lebih pantas berdasarkan dalil syar’i dan logika.”[12]

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Adapun mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke tempat buang hajat dan kaki kanan ketika keluar, maka itu memiliki alasan dari sisi bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan untuk hal-hal yang baik-baik. Sedangkan untuk hal-hal yang jelek (kotor), beliau lebih suka mendahulukan yang kiri. Hal ini berdasarkan dalil yang sifatnya global.”[13]

Kelima: Tidak menghadap kiblat atau pun membelakanginya.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى

Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.”[14] Yang dimaksud dengan “hadaplah arah barat dan timur” adalah ketika kondisinya di Madinah. Namun kalau kita berada di Indonesia, maka berdasarkan hadits ini kita dilarang buang hajat dengan menghadap arah barat dan timur, dan diperintahkan menghadap ke utara atau selatan.

Namun apakah larangan menghadap kiblat dan membelakanginya ketika buang hajat berlaku di dalam bangunan dan di luar bangunan? Jawaban yang lebih tepat, hal ini berlaku di dalam dan di luar bangunan berdasarkan keumuman hadits Abu Ayyub Al Anshori di atas. Pendapat ini dipilih oleh Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, Ibnu Hazm, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[15], Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani[16] dan pendapat terakhir dari Syaikh Ali Basam[17].
Adapun hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang mengatakan,

ارْتَقَيْتُ فَوْقَ ظَهْرِ بَيْتِ حَفْصَةَ لِبَعْضِ حَاجَتِى ، فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْضِى حَاجَتَهُ مُسْتَدْبِرَ الْقِبْلَةِ مُسْتَقْبِلَ الشَّأْمِ

Aku pernah menaiki rumah Hafshoh karena ada sebagian keperluanku. Lantas aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam buang hajat dengan membelakangi kiblat dan menghadap Syam.”[18] Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membelakangi kiblat ketika buang hajat. Maka mengenai hadits Ibnu ‘Umar ini kita dapat memberikan jawaban sebagai berikut.
  1. Pelarangan menghadap dan membelakangi kiblat lebih kita dahulukan daripada yang membolehkannya.
  2. Perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang menghadap dan membelakangi kiblat ketika buang hajat lebih didahulukan dari perbuatan beliau.
  3. Hadits Ibnu ‘Umar tidaklah menasikh (menghapus) hadits Abu Ayyub Al Anshori karena apa yang dilihat oleh Ibnu ‘Umar hanyalah kebetulan saja dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memaksudkan adanya hukum baru dalam hal ini.[19]
Simpulannya, pendapat yang lebih tepat dan lebih hati-hati adalah haram secara mutlak menghadap dan membelakangi kiblat ketika buang hajat.

Keenam: Terlarang berbicara secara mutlak kecuali jika darurat.
Dalilnya adalah hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

أَنَّ رَجُلاً مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ.

Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.”[20]

Syaikh Ali Basam mengatakan, “Diharamkan berbicara dengan orang lain ketika buang hajat karena perbuatan semacam ini adalah suatu yang hina, menunjukkan kurangnya rasa malu dan merendahkan murua’ah (harga diri).” Kemudian beliau berdalil dengan hadits di atas.[21]

Syaikh Abu Malik mengatakan, “Sudah kita ketahui bahwa menjawab salam itu wajib. Ketika buang hajat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkannya, maka ini menunjukkan diharamkannya berbicara ketika itu, lebih-lebih lagi jika dalam pembicaraan itu mengandung dzikir pada Allah Ta’ala. Akan tetapi, jika seseorang berbicara karena ada suatu kebutuhan yang mesti dilakukan ketika itu, seperti menunjuki jalan pada orang (ketika ditanya saat itu, pen) atau ingin meminta air dan semacamnya, maka dibolehkan saat itu karena alasan darurat. Wallahu a’lam.”[22]

Ketujuh: Tidak buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia.
Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ ». قَالُوا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ فِى ظِلِّهِمْ ».

Hati-hatilah dengan al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia)!” Para sahabat bertanya, “Siapa itu al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia), wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang yang buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia.”[23]

Kedelapan: Tidak buang hajat di air yang tergenang.
Dalilnya adalah hadits Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata,

أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing di air tergenang.”[24]

Salah seorang ulama besar Syafi’iyah, Ar Rofi’i mengatakan, “Larangan di sini berlaku untuk air tergenang yang sedikit maupun banyak karena sama-sama dapat mencemari.”[25] Dari sini, berarti terlarang kencing di waduk, kolam air dan bendungan karena dapat menimbulkan pencemaran dan dapat membawa dampak bahaya bagi yang lainnya. Jika kencing saja terlarang, lebih-lebih lagi buang air besar. Sedangkan jika airnya adalah air yang mengalir (bukan tergenang), maka tidak mengapa. Namun ahsannya (lebih baik) tidak melakukannya karena seperti ini juga dapat mencemari dan menyakiti yang lain.[26]

Kesembilan: Memperhatikan adab ketika istinja’ (membersihkan sisa kotoran setelah buang hajat, alias cebok), di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak beristinja’ dan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.
Dalilnya adalah hadits Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِى الإِنَاءِ ، وَإِذَا أَتَى الْخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلاَ يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ

Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.”[27]

2. Beristinja’ bisa dengan menggunakan air atau menggunakan minimal tiga batu (istijmar). Beristinja’ dengan menggunakan air lebih utama daripada menggunakan batu sebagaimana menjadi pendapat Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad dan Ishaq.[28] Alasannya, dengan air tentu saja lebih bersih.
Dalil yang menunjukkan istinja’ dengan air adalah hadits dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا خَرَجَ لِحَاجَتِهِ أَجِىءُ أَنَا وَغُلاَمٌ مَعَنَا إِدَاوَةٌ مِنْ مَاءٍ . يَعْنِى يَسْتَنْجِى بِهِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk buang hajat, aku dan anak sebaya denganku datang membawa seember air, lalu beliau beristinja’ dengannya.”[29]

Dalil yang menunjukkan istinja’ dengan minimal tiga batu adalah hadits Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ ثَلاَثاً

Jika salah seorang di antara kalian ingin beristijmar (istinja’ dengan batu), maka gunakanlah tiga batu.”[30]

3. Memerciki kemaluan dan celana dengan air setelah kencing untuk menghilangkan was-was.
Ibnu ‘Abbas mengatakan,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً وَنَضَحَ فَرْجَهُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu kali – satu kali membasuh, lalu setelah itu beliau memerciki kemaluannya.”[31]

Jika tidak mendapati batu untuk istinja’, maka bisa digantikan dengan benda lainnya, asalkan memenuhi tiga syarat: [1] benda tersebut suci, [2] bisa menghilangkan najis, dan [3] bukan barang berharga seperti uang atau makanan.[32] Sehingga dari syarat-syarat ini, batu boleh digantikan dengan tisu yang khusus untuk membersihkan kotoran setelah buang hajat.

Kesepuluh: Mengucapkan do’a “ghufronaka” setelah keluar kamar mandi.
Dalilnya adalah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ « غُفْرَانَكَ ».

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).”[33]

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Kenapa seseorang dianjurkan mengucapkan “ghufronaka” selepas keluar dari kamar kecil, yaitu karena ketika itu ia dipermudah untuk mengeluarkan kotoran badan, maka ia pun ingat akan dosa-dosanya. Oleh karenanya, ia pun berdoa pada Allah agar dihapuskan dosa-dosanya sebagaimana Allah mempermudah kotoran-kotoran badan tersebut keluar.”[34]

Demikian beberapa adab ketika buang hajat yang bisa kami sajikan di tengah-tengah pembaca sekalian. Semoga Allah memberi kepahaman dan memudahkan untuk mengamalkan adab-adab yang mulia ini. Semoga Allah selalu menambahkan ilmu yang bermanfaat yang akan membuahkan amal yang sholih.
Diselesaikan di malam hari, di Pangukan-Sleman, 7 Rabi’ul Akhir 1431 H (22/03/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

[1] HR. Ibnu Majah no. 335. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[2] HR. Abu Daud no. 19 dan Ibnu Majah no. 303. Abu Daud mengatakan bahwa hadits ini munkar. Syaikh Al Abani juga mengatakan bahwa hadits ini munkar.
[3] HR. Bukhari no. 5872 dan Muslim no. 2092.
[4] Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/92, Al Maktabah At Taufiqiyah.
[5] Keterangan dari Syaikh Abu Malik dalam Shahih Fiqh Sunnah, 1/93.
[6] HR. Tirmidzi no. 606, dari ‘Ali bin Abi Tholib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[7] Pengertian setan laki-laki dan setan perempuan sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Abu Sulaiman Al Khottobi. Lihat Al Minjah Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An Nawawi, 4/71, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, 1392.
[8] HR. Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375.
[9] Al Minjah Syarh Shahih Muslim, 4/71.
[10] Lihat Idem.
[11] HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
[12] Lihat Taisirul ‘Alam, Syaikh Ali Basam, hal. 26, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, cetakan pertama, tahun 1424 H.
[13] As Sailul Jaror, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, 1/64, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, cetakan pertama, tahun 1405 H.
[14] HR. Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264.
[15] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/94.
[16] Lihat Ad Daroril Madhiyah Syarh Ad Duroril Bahiyah, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, hal. 36-38, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, tahun 1425 H.
[17] Lihat Taisirul ‘Alam, footnote hal. 30-31. Sebelumnya beliau berpendapat bolehnya membelakangi kiblat jika berada di dalam bangunan. Kemudian beliau ralat setelah itu.
[18] HR. Bukhari no. 148, 3102 dan Muslim no. 266.
[19] Lihat Ad Daroril Madhiyah hal. 36-28, Taisir ‘Alam footnote pada hal. 30-31, dan Shahih Fiqh Sunnah 1/94.
[20] HR. Muslim no. 370.
[21] Lihat Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom, Syaikh Ali Basam, 1/315, Darul Atsar, cetakan pertama, tahun 1425 H.
[22] Shahih Fiqh Sunnah, 1/95.
[23] HR. Muslim no. 269.
[24] HR. Muslim no. 281.
[25] Lihat Kifayatul Akhyar, Taqiyuddin Abu Bakr bin Muhammad Al Hushni Ad Dimasyqi, hal. 35, Darul Kutub Al Islamiyah, cetakan pertama, 1424 H.
[26] Lihat Taisirul ‘Alam, hal. 19.
[27] HR. Bukhari no. 153 dan Muslim no. 267.
[28] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/88-89.
[29] HR. Bukhari no. 150 dan Muslim no. 271.
[30] HR. Ahmad (3/400). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini kuat.
[31] HR. Ad Darimi no. 711. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[32] Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 34.
[33] HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[34] Majmu’ Fatawa wa Rosail Al ‘Utsaimin, 11/107, Darul Wathon-Daruts Tsaroya, cetakan terakhir, 1413 H.