Nisfu Sya'ban artinya adalah pertengahan bulan Sya'ban, jika bulan Sya'ban berusia 30 hari maka tengah-tengahnya adalah tanggal 15 jika 29 hari maka tengah-tengahnya adalah tanggal 14,5 bukan. Banyak peristiwa yang tercatat mengenai tanggal 15 Sya'ban, semua memiliki arti dan riwayat yang memukau. Penting jika diyakini penting dan menjadi tidak istimewa untuk memperingati satu hal karena banyaknya kejadian dan kelahiran di tanggal 15 Sya'ban. Tentu hal ini juga tergantung dengan referensi dari apa yang dibaca, di dengar dan mungkin pengalaman pribadi.
Ada 2 peristiwa dalam Nisfu Sya'ban (15 Sya'ban) yaitu malam doa Lailatul al-baraat dan kelahiran Al-Mahdi. Terserah mau pilih yang mana namun seorang Aulia bernama Syekh Abdul Khadir Al-Jailani melakukan ritual Shalatul Khoir dan juga riwayat dari Sayidina Hassan AS yaitu dengan mengatakan
“Barangsiapa yang melaksanakan sholat Nisfu Syaban pada malam ini Allah akan memandang padanya dengan 70 pandangan dan Allah memberikan padanya setiap pandangan 70 kebutuhan, yang paling dekat adalah maghrifoh Allah SWT”
Ibadah sholat Nisfu Sya'ban yang juga dikenal dengan nama Sholat Khoir oleh sebagian golongan Muslim yang sejak dulu sudah terfragmentasi adalah dengan dengan melakukan sholat sunnah 100 rakaat yang dilakukan dengan sholat sunnah 2 rakaat dikalikan 50 dengan membaca surat utama Al-Ikhlas sebanyak 10 kali di setiap rakaatnya.
Ibadah sunnah semacam ini tentunya tidak ada batasannya sepanjang untuk kebaikan dan individu yang menjalankannya kuat. Istimewa mungkin di tanah Jawa yang memiliki keunikan tersendiri, terlepas apakah anda melihatnya ini sebagai sisa budaya pagan atau kejawen namun hal ini dilakukan turun temurun sepanjang masa dan sudah lama sekali.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa beliau bercerita:
“Rasulullah pernah berpuasa sehingga kami katakan beliau tidak berbuka dan beliau berbuka sehingga kami katakan beliau tidak berpuasa dan aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau berpuasa dalam suatu bulan yang lebih banyak dibanding pada bulan Sya’ban.”
“Wahai Rasulullah, mengapa engkau berpuasa pada bulan Sya’ban?” beliau menjawab, “Wahai Aisyah, Sya’ban adalah bulan ketika malaikat maut menandai nama orang yang dicabut nyawanya pada waktu yang tersisa ditahun itu dan aku ingin namaku ditandai saat aku dalam keadaan puasa.”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa beliau bercerita:
“Nabi pernah ditanya tentang keutamaan puasa, maka beliau menjawab, “Puasa Sya’ban sebagai pengagungan bagi bulan Ramadhan.”
“Keutamaan bulan Rajab atas semua bulan adalah keutamaan Al-Qur’an atas semua ucapan dan keutamaan bulan Sya’ban atas semua bulan seperti keutamaanku atas semua Nabi dan keutamaan bulan Ramadhan atas semua bulan adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh makhlukNya.”
Dinamai Sya’ban karena ia mengumpulkan bagi bulan Ramadhan kebaikan yang sangat banyak, dan dinamai Ramadhan, karena ia menghanguskan dosa-dosa.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda, “Sya’ban adalah bulanku, Rajab adalah bulan Allah, dan Ramadhan bulan umatku. Sya’ban adalah penghapus (dosa) sedangkan Ramadhan sebagai penyuci.”
Rasulullah saw juga bersabda,
“Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan, banyak orang-orang yang melupakannya. Pada bulan itu amal perbuatan manusia diangkat menghadap Tuhan semesta alam dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa.”
Sya’ban adalah bulan yang didalamnya semua pintu kebaikan terbuka, berbagai berkah turun, berbagai kesalahan diabaikan dan berbagai kejahatan dihapuskan. Pada bulan itu juga diperbanyak shalawat kepada Nabi SAW, karena ia adalah bulan Nabi.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah saw, beliau bersabda:
“Jibril pernah mendatangiku pada malam pertengahan (nisfu) Sya’ban dan dia berkata kepadaku, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu ke langit.” Kemudian aku bertanya, “malam apakah ini?” Jibril menjawab, “Pada malam ini Allah membuka tiga ratus pintu rahmat, Dia memberi ampunan kepada siapa saja yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun, kecuali tukang sihir, dukun, pecandu khamar atu orang yang selalu mengulang-ulang berbuat riba dan zina. Mereka tidak diberi ampunan oleh-Nya hingga mereka bertobat.”
Setelah seperempat malam,
Jibril turun dan berkata, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu.”
Maka beliau mengangkat kepalanya dan ternyata pintu-pintu syurga sudah terbuka dan diatas pintu pertama ada malaikat berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdzikir pada malam ini.” Pada pintu kedua ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang bersujud pada malam ini.” Pada pintu ketiga ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdoa pada malam ini.” Sedangkan pada pintu keempat ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang manangis karena takut kepada Allah pada malam ini.” Dan pada pintu keenam ada malaikat berseru, “Beruntunglah kaum Muslim pada malam ini.” Pada pintu ketujuh ada malaikat berseru, “Adakah orang yang meminta, pasti akan diberi.” Dan pada pintu kedelapan ada malaikat berseru, “Siapapun yang bertobat, niscaya dia akan diberi ampunan.”
Lalu aku bertanya, “Wahai Jibril, sampai kapan pintu-pintu ini akan terbuka?” Jibri menjawab, “Sampai terbit fajar dari sejak permulaan malam.” Kemudian Jibri berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada malam ini Allah akan membebaskan manusia dari neraka sebayak bulu biri-biri.”
Malam nisfu Sya’ban disebut malam bara’ah (pembebasan), karena pada malam itu ada dua pembebasan. Pertama, pembebasan orang-orang yang sengsara dari Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang; kedua, pembebasan para wali dari orang-orang yang hina dina.
Maka beliau mengangkat kepalanya dan ternyata pintu-pintu syurga sudah terbuka dan diatas pintu pertama ada malaikat berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdzikir pada malam ini.” Pada pintu kedua ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang bersujud pada malam ini.” Pada pintu ketiga ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdoa pada malam ini.” Sedangkan pada pintu keempat ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang manangis karena takut kepada Allah pada malam ini.” Dan pada pintu keenam ada malaikat berseru, “Beruntunglah kaum Muslim pada malam ini.” Pada pintu ketujuh ada malaikat berseru, “Adakah orang yang meminta, pasti akan diberi.” Dan pada pintu kedelapan ada malaikat berseru, “Siapapun yang bertobat, niscaya dia akan diberi ampunan.”
Lalu aku bertanya, “Wahai Jibril, sampai kapan pintu-pintu ini akan terbuka?” Jibri menjawab, “Sampai terbit fajar dari sejak permulaan malam.” Kemudian Jibri berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada malam ini Allah akan membebaskan manusia dari neraka sebayak bulu biri-biri.”
Malam nisfu Sya’ban disebut malam bara’ah (pembebasan), karena pada malam itu ada dua pembebasan. Pertama, pembebasan orang-orang yang sengsara dari Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang; kedua, pembebasan para wali dari orang-orang yang hina dina.
Hikmah ditampakannya malam bara’ah dan malam Lailatul Qadar disembunyikan adalah karena malam Lailatul Qadar merupakan malam penuh rahmat, pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Malam itu disembunyikan Allah agar mereka tidak membicarakannya. Dan Allah memperlihatkan malam bara’ah, karena malam itu merupakan malam pemberian keputusan. Malam itu merupakan malam kemurkaan dan keridhaan, malam pengabulan dan penolakan, malam kebahagiaan dan kesengsaraan, malam kemuliaan dan kehinaan. Pada malam itu ada orang yang bahagia dan ada pula yang sengsara, ada yang dimuliakan ada pula yang dihinakan. Berapa banyak kain kafan yang dicuci sedang pemakainya masih terus sibuk di pasar. Berapa banyak kuburan yang sudah digali sedang pemiliknya masih terus tertawa padahal mereka sudah dekat dengan kebinasaan. Berapa banyak orang yang berharap syurga tetapi yang tampak padanya adalah petunjuk ke nereka. Berapa banyak orang yang mengharapkan pemberian tetapi memperoleh musibah. Dan berapa banyak orang yang mengharapkan kekuasaan, tetapi justru dia mendapatkan kebinasaan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan laut dari sinar di bawah Arsy, kemudian menciptakan satu malaikat yang mempunyai dua sayap, satu sayapnya di timur dan sayapnya yang lain di barat, sedang kepalanya di bawah Arsy dan dua kakinya di bawah bumi yang ketujuh. Maka, apabila seorang hamba membaca shalawat untuk ku di bulan Sya’ban, maka Allah menyuruh malaikat itu agar menyelam di air hidup. Malaikat itupun menyelam, kemudian keluar dari dalam air serta mengkibaskan sayapnya sehingga berteteslah dari bulunya, tetesan yang banyak sekali. Maka Allah menciptakan dari tiap-tiap tetes air itu satu malaikat yang memohonkan ampunan baginya (orang yang membaca shalawat) sampai hari kiamat.”
Wallahu a’lam bish-shawabi